Kilas Balik

Berpapasan dengan masa lalu adalah hal yang terkadang rumit. Karena saat kau berjalan, tiba-tiba ada kekuatan rahasia yang memaksamu menoleh ke belakang, meski sebentar.

Berpapasan dengan masa lalu ibarat menyulam kembali kain yang telah usang. Menyatukan lembar demi lembar kenangan yang pernah terabaikan. Menutupi luka dengan menjahit sisa-sisa benang merah, menyembunyikannya perlahan. Berdalih bahwa luka itu tak pernah ada. Tapi mulut sibuk berbisik, bersama dengan desahan nafas yang menyiksa.

Bertemu denganmu layaknya sebuah rekonstruksi. Menarik garis harapan sepanjang urat nadi, mencipta proyeksi. Menelusuri jejak-jejak ilusi yang buatku mati suri. Menyusun kembali puing-puing sejarah yang terlupa, juga menata potongan kejadian demi kejadian bersamamu yang diikat oleh balutan emosi.

Mata batinmu tak sepakat, saat ingatan itu hendak merampas penglihatanmu dengan sepihak, sementara kau masih harus berjalan terus ke depan.

Kaupun berhenti sejenak, berdiri mematung dengan mata yang masih malu-malu, berusaha mengikuti arah gerak langkahnya. Langkah-langkah pasti, meninggalkanmu sendiri.

Andai kau tak pernah menengok, mungkin kau tak akan sadar bahwa di belakangmu, ada banyak orang menanti. Sayangnya, sosok yang kemudian berhenti di ujung sana, tak kunjung sirna. Hingga kau terus saja menengok. Membuatmu sakit kepala. Dan dalam sekejap, antrian pun semakin mengular.

Hei, masa lalu. Ingin kumenyapamu sejak tadi, tapi lorong waktu nampaknya tak setuju bila ia harus disandingkan dengan ruang. Sebab ruang perpisahan ini terlalu sempit, bagi waktu yang terus bergerak. Dan dalam terowongan kerinduan yang panjang ini, gema suaraku pun mungkin tak lagi bisa terdengar.

Saat kau akhirnya tak terlihat lagi, rasanya jalan kehidupan pun menjadi lebih sempit. Simpangan takdir di seberang jembatan itu, tiba-tiba saja ditumbuhi bangunan masa lalu. Seiring kepergianmu.

Tiada lagi tawa dan senyummu yang dulu, seberkas cahaya yang setia menerangi sudut gelap tempatku berdiri. Hanya lingkaran kenangan yang menandakan bahwa kau pernah di sini, bersamaku.

Punggung Awan, 12 Januari 2015
#PelangiMalam

What do you think?